Seorang wanita yang selalu menginginkan kebahagian. Dia seorang wanita penakut, takut akan takdir buruk datang menghampirinya. Semua orang memiliki takdir, takdir yang berbeda. Wanita ini pernah berfikir, untuk mencegaah takdir. Dia lelah untuk menghadapi, lelah akan takdir untuk selalu menangis.
Mengaharapkan kebahagian? apakah itu hal yang salah? semua orang patut bahagia, termasuk dia. Tapi kenapa bahagia begitu lama datang dan begitu cepat pergi?.
Dia lelah untuk hidup, lelah menangisi hal yang seharusnya tidak patut ditangisi kenapa dirinya sepertinya ini, kenapa hidupnya selalu diikuti perasaan seakan perasaan yang selalu mengatur hidupnya. Ingin sekali wanita ini berteriak meminta kepada Tuhan agar buanglah pikiran ini, tolong Tuhan. Betapa sulitnya dirinya berfikir jernih, tak ada ruang sedikitpun untuk memasukan pikiran lain dalam otaknya.
Bingung, tak ada kata lain yang dapat mengungkapkan semua perasaan yang dia alami sekarang kenapa begitu sulinya untuk mengatur pikirannya ini. Apakah hati yang berbiacara kepada pikiran? Hati? kau adalah musuhnya saat ini. Kenapa hatinya slelau memilih orang yang salah untuk dicintainya. Itu hal yang paling sulit dalam hidupnya. Dia benci akan hati yang dimilikinya. Kenapa hidup tidak bisa memilih?
Bisakah dia memiliki 5 otak, dia ingin sekali membuang semua perasaan ini menyimpannya diotak yang lain, andaikan otak itu bisa disimpan dan tidak perlu ada didalam bagian tubuhnya. Itu akan membuatnya lebih lega.
Wanita ini selalu menyerah dalam semua kekalutan yang dia rasakan, pasrah akan semua perasaan yang muncul dalam hatinya serta pikirannya. Wanita ini ingin sekali membenturkan kepalanya sekeras mungkin sekali saja. Mungkin itu bisa menghilangkan semua pikirannya. Pikiran yang perlahan membunuhnya saat ini.
"Tuhan, jika takdir kesedihan ini yang kau berikan kepadaku, cepetlah cepat dan cepat akhiri ini berikan sedikit kebahagiaan untuku, untuk hatiku, dan untuk perasaanku".
"Berikan sedikit ketenangan dalam hidupku, tunjukanlah semua doa yang selalu ku ungkapkan padamu."
Hanya kata-kata itu yang bisa dia ungkapkan dikala dia berdoa.
Melupakan, ya itu kata ampuh untuk menghilangkan rasa kalut dan kesdihan yang wanita ini alami tapi dia ingin cepat melupakan semua ini. Pelan-pelan, itu proses yang lama untuknya dia tidak ingin secara perlahan untuk menghilangkan ini semua, ingin cepat seperti api di lilin yang jatuh mengenai kain, dan secepat itupun dia berkobar memebakar semuanya.
Wanita ini adalah orang yang pandai menutupi semua takdir kesedihan yang dia alami dalam seulas senyum manis yang dia miliki. Senyum yang penuh kebohongan, senyum yang menggunakan topeng agar semua kesedihan tertutup rapat tak ada seorangpun yang melihatnya. Dia tdak ingin seorangpun tau apa yang dia alami tak ingin berbagi kesedihan, dia hanya ingin berbagi kebahagiaan jika bahagia itu datang dia tidak segan untuk membagi kepada semua orang. Tidak ingin pelit untuk membaginya, tapi jika kesedihan yang selalu datang? Dia akan menutup rapat sangat rapat hingga tertutup dengan seulas senyum manis dibibirnya......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar